Sabtu, 28 Maret 2009

“Singa Padang Pasir” pun Menangis

“Singa Padang Pasir” pun Menangis


Kawan-kawan Muslim MPers…pernah nggak membaca riwayat sahabat Nabi SAW, Umar bin Khatab menangis? Umar bin Khatab terkenal sebagai pemuda yang gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun kawan.


Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau Syeitan pun segan dan takut dengan Umar, sehingga kalau Umar sedang lewat di suatu jalan, maka Syeitan pun menghindar lewat jalan yang lain.


Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu, kalau Umar sampai menangis tentulah itu menjadi peristiwa yang sangat menakjubkan sekaligus mengherankan.



Mengapa "singa padang pasir" ini sampai menangis? Umar pernah meminta izin menemui Rasulullah SAW. Umar mendapatkan Rasulullah sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar.


Sebagian tubuh beliau berada di atas tanah. Beliau hanya berbantalkan pelepah kurma yang keras. “Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku,” ujar Umar.


Rasul yang mulia pun sampai bertanya kepada Umar, "Mengapa engkau menangis ya Umar?" Umar pun menjawab, "bagaimana aku tidak menangis ya Rasulullah. Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan Kaisar duduk di singgasana emas dan berbantalkan sutera".


Lalu Nabi SAW berkata, "mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya," ujar Rasul SAW


Nah kawan-kawan MPers semuanya, indah nian perumpamaan Nabi SAW akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara, hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya hingga sampai. Wallahu’alam


Prev: [1427 H, jelang 1428 H] Hijrah...Momentum Menuju Perubahan
Next: Sabar Dalam Menghadapi Musibah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar